[Materi 1] : Overview Ibu Profesional


Friday, June 10, 2016
                                         


Sebenarnya menjadi seorang Ibu adalah impian saya sejak lama. Namun entah mengapa, impian itu bias ketika saya dihadapkan dengan berbagai urusan rumah tangga yang seakan tidak kunjung usai.
Pada tahun-tahun awal pernikahan terasa sangat berat. Kami di Bandung sendiri, tanpa sanak saudara dan orangtua. Tanpa teman. Itu yang membuat saya makin drop dan uring-uringan.
Alhamdulillah,
Saya bertemu dengan seorang sahabat, Bunda yang sholeh. Beliau adalah teman pertama saya yang benar-benar membuat saya bangkit dari keterpurukan tanpa tujuan untuk menjadi seorang Ibu Profesional. Semoga menjadi amal jariyah beliau, aamiin.
Berlatar belakang keterpurukan itu, saya dikenalkan dengan Komunitas Ibu Profesional. Apa yang dimaksud Ibu Profesional ?
Ibu.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia memiliki makna :
  1. Perempuan yang telah melahirkan seseorang;
  2. Sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;
  3. Panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
  4. Bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya) : -- jari;
  5. Yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota.
Profesional.Bermakna :
  1. Bersangkutan dengan profesi;
  2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --.
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
  • Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
  • Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
ibuprofesionallogo[1]

Komunitas Ibu Profesional.

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
Visi :Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.
Misi :
  1. Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya.
  2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
  3. Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
  4. Meningkatkan peran ibu menjadi “change agent” (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

Tahapan-Tahapan Untuk Menjadi Ibu Profesional.

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang 
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Bunda Shaleha 
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Tahapan-IIP
Source : Blog teh Shanty (http://lh3.googleusercontent.com)

Program Martikulasi Ibu Profesional.

Program  Matrikulasi Ibu Profesional Batch#1 adalah program kuliah  koordinator kota, fasilitator  serta pengurus setiap rumah belajar di Institut Ibu Profesional agar memiliki kompetensi ilmu-ilmu dasar menjadi seorang “Ibu Profesional” yang menjadi kebanggaan keluarga dan komunitas.
Materi akan dimulai dalam sebuah grup WhatsApp pada 9 Mei 2016 selama 10 pekan. Materi akan diposting setiap Senin pagi oleh narasumber. Peserta bisa memulai diskusi kapanpun, interaktif dengan sesama peserta. Narasumber akan hadir jam 20.00 – 21.00 wib untuk berdiskusi langsung dengan peserta. Pada Selasa pagi, narasumber akan memberikan “Nice Homework” yang harus dikerjakan peserta dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Materi yang diberikan adalah sebagai berikut:
#1 [Overview Ibu Profesional] Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga
#2 [Bunda Sayang] Membangun Peradaban dari dalam Rumah
#3 [Bunda Sayang] Mendidik dengan Fitrah, berbasis Hati Nurani
#4 [Bunda Cekatan] Bunda Manajer Keluarga
#5 [Bunda Cekatan] Belajar Bagaimana Caranya Belajar
#6 [Bunda Produktif] Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus dicari
#7 [Bunda Produktif] Menemukan misi spesifik hidup
#8 [Bunda Shaleha] Bunda sebagai Agen Perubahan
#9 [Komunitas] Membangun Komunitas, Membangun Peradaban
#10 [Komunitas] Manajemen Mengelola Komunitas


Berikut beberapa Pertanyaan dari teman-teman Institut Ibu Profesional saat Program Matrikulasi berlangsung.
  1. Apakah mandiri secara finansial itu suatu keharusan?
Jawaban:
Makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. Hanya secara fitrah ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita, maka uang itu akan mengikuti kita, bukan kita yang mengejar uang.
Maka kemandirian finansial menjadi salah satu pendukung (bukan satu-satunya) proses terwujudnya rasa percaya diri seorang ibu. Ibu yang PD akan mendidik anaknya jauh lebih baik.
2. Step pertama apa yang mesti dilakukan untuk melangkah menjadi ibu profesional?
Jawaban:
Lakukan perubahan sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Materi sekeren apapun kalau tidak dipraktekkan, akan sia-sia, karena tidak akan membumi dan menjadi amalan kita
3. Bagaimana kita menemukan misi hidup spesifik? Menurut yang saya pelajari, misi hidup tersebut lebih ke aspek batin atau spiritual dibandingkan aspek sosial ekonomi. Meskipun tidak menampik adanya pengaruh ke arah dua aspek tersebut jika kita telah menemukannya. Mohon pandangan ibu.
Jawaban:
Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual, sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah s.w.t menciptakan dirinya di muka bumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.
4. Apakah memang harus berurutan?
Jawaban:
Apabila belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapatkan pijakan yang kuat.
5. Bagaimana jika ingin menjadi seorang ibu profesional tapi kurang dukungan dari suami?
Jawaban:
Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI. 
Dengan catatan : selama suami tidak mengganggu perjalanan anda sebagai Ibu Profesional, lanjutkan. Tapi kalau mengganggu segera selesaikan dulu rintangan ini.
Setelah anda berjalan, segera mendekatlah ke Yang Maha Membolakbalikan hati. Agar suami kita mau mendukung perjalanan kita mendidik anak. Karena berdasar pengalaman, istri yang tidak didukung suami, akan tetap menjalankan aktivitas mendidik anak dengan BAIK, berbeda apabila kondisi sebaliknya.
Sedangkan  keluarga yang suami istri mau berjalan bersama beriringan, bisa mendidik anak dengan SANGAT BAIK. Sehingga pilihannya hanya dua BAIK dan SANGAT BAIK
6. Bila berbicara tentang komunitas terkadang secara tidak langsung terbagi menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Yang ibu bekerja kebanyakan jadi terfikir untuk resign demi perkembangan anak anak nya. Bagaimana di iip memandang ini bu?
Jawaban:
Di Ibu Profesional hanya ada satu ibu yaitu IBU BEKERJA. Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK, dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakan yang ada.
Ibu yang memilih bekerja di ranah domestik harus menguatkan bunda sayang dan bunda cekatannya sebagai pijakan masuk ke ranah publik dengan dasar ilmu bunda produktif dan bunda shalehah.
Ibu yang memilih bekerja di ranah publik, harus menguatkan bunda produktif dan bunda shaleha dengan benar, agar bisa dengan cepat  mengejar ketertinggalan di bunda sayang dan bunda cekatan.
7. Ketika ada ibu profesional, bagaimana dengan ayah profesional?  Bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga?
Jawaban:
Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami “tidak sesuai harapan” jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
“For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST”
Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, “proses memantaskan diri’. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.
Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri.
8. Saya sudah menemukan minat dan bakat dan sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat ini tetapi saya tidak tau bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita saya….bagaimana saran ibu?
Jawaban:
Hanya ada dua kata KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam?, berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang anda akan raih selama berapa tahun? setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.
9. Untuk Bunda Sayang, bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya? Karena yang saya lihat satu anak (7th) seperti menurut agar tidak kena marah, dan yang satu (5th) seperti tidak mau mendengar apa yang saya sampaikan untuk kebaikannya.
Jawaban:
Lihatlah respon mereka, dan IQRA’, pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya “komunikasi kita ke anak” belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.
10. Apakah ini merupakan sebab akibat bu? Kalau suami tidak mau / tidak bisa / tidak mampu banyak terlibat, apakah cara ibu ini belum benar / banyak kekurangan dalam mendidik anak-anaknya?
Jawaban:
Tergantung tipe apa suami kita. Kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin tidak ingin terlibat, karena merasa menambah beban pikiran dia. Akhirnya cuek dalam kegalauan.
Tapi kalau suami tipe  “family man”, melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik kita.
11. Dan siapakah sebenarnya yang harus mulai terlebih dahulu, apakah memang mesti dar1 seorang ibu dulu?
Jawaban:
Karena anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa.

Nice Homework.

Setelah menyimak tanya jawab di atas, maka kami peserta matrikulasi diminta mengerjakan Nice Homework. Tidak ada aturan baku mengenai hal ini, karena masing-masing keluarga mempunyai culture nya masing-masing. Namun akan jauh lebih baik feedbacknya apabila kita sebagai Ibu dan Istri, menanyakan pada client kita. Yaitu suami dan anak-anak.
Wawancara kepada Abi :
Menurut Abi,
Ibu Profesional itu apa?
Jawaban :
Ibu Profesional itu wanita yg menjalankan peran sebagai Ibu secara totalitas dan sistematis.
Lalu,
Abi menginginkan Umi yang seperti apa?
Jawaban :
Abi ingin Umi menjadi diri sendiri dengan memaksimalkan peran dimanapun Umi berada.
Wawancara kepada kaka Ai (Perempuan, usia 5 tahun)
Kaka,
Kaka ingin mama yang seperti apa?
Jawaban :
Mama yang baik.
Engga marah-marah waktu ngajarin aku.
Jadi saya menyimpulkan, saya harus mampu memperbaiki kualitas diri saya dahulu, baru dampaknya akan terasa ke keluarga, kemudian meluas ke lingkungan. Seperti filosofi Institut Ibu Profesional yakni INSIDE OUT.
Saya ingin menjadi Ibu yang Profesional.
Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Diri Sendiri
  • Sholat tepat waktu dan di awal waktu.
    Ditambah ke masjid dan sunnahnya.
  • Memiliki waktu khusus untuk membaca dan menulis.
  • Membaca buku.
  • Menimba ilmu dari berbagai komunitas yang diikuti.
  • Belajar dan terus tafakkur terhadap apa yang dijumpai.
    Bahwa Allah memberi segalanya bukan tanpa alasan.
Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Istri
  • Melayani segala kebutuhan suami.
  • Lebih banyak membaca bahasa tubuh suami daripada (sekedar) ingin didengar.
  • Tidak banyak menuntut hal-hal yang bersifat keinginan, bukan kebutuhan.
  • Mencoba membuat catatan keuangan yang sistematis.
  • Mengobrol dengan suami.
Indikator Profesionalisme Perempuan Sebagai Ibu
  • Menghadirkan segenap jiwa dan pikiran untuk anak saat bermain.
  • Belajar sabar dalam segala hal berkaitan dengan tumbuh kembang anak-anak.
  • Memahami bahwa tiap anak istimewa dan berbeda.
    Jadi berusaha menulis tiap kelebihan anak dan melupakan kelemahannya.
  • Berkomunikasi yang baik, benar, dan menyenangkan.
  • Mendengar aktif.
Sekian Resume dan Tugas Martikulasi batch #1 dari Komunitas Ibu Profesional.
Saya, Lendyagasshi, tim fasilitator dari Bandung.





No comments :

Post a Comment